Work From Home

Mei 01, 2020

Kerja dari rumah atau istilah Bahasa Inggris-nya Work From Home kadangkala disingkat WFH saat ini sangat sangat populer tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh belahan dunia.

Pandemi Virus Covid-19 menjadi penyebab utama aktivitas keseharian di luar rumah menjadi terbatas. Hastag “dirumahaja” digaungkan dimana-mana. Walau dirumah aja, kewajiban karyawan atas pekerjaan tetap harus dilaksanakan. Salah satunya kantor saya, yang memberlakukan “Work from Home” untuk pencegahan penyebaran penyakit Corona akibat virus Covid-19

Kali ini saya akan membahas pengalaman saya menjalankan kebijakan Work from Home, apa saja yang dirasakan, kelebihan, kekurangan maupun tips dan trick untuk mendukung produktivitas selama masa Work from home.

Buat saya yang berstatus ibu dan mempunyai anak bayi dibawah 1 (satu) tahun. Work from Home betul-betul menarik pada awalnya. Bayangan saya di awal menjalani masa WFH menyenangkan karena bekerja di rumah bisa sambil menjaga si kecil. Namun ternyata setelah dijalani tidak semudah kelihatannya.

WFH sambil menjaga bayi dirumah kendalanya dirasa pada saat ada tugas mendadak dari atasan ataupun saat ada undangan meeting. Belum lagi karena saya tidak punya baby sitter dan dibantu mengasuh oleh Ibu saya sendiri. Rasanya kalau saya ada dirumah dan anak dijaga oleh ibu tuh rasanya “pakewuh”. Akibatnya di awal-awal WFH dalam proses adaptasi, dirumah saya malah jadi lebih sering lembur dan bekerja di malam hari demi menyelesaikan tugas.

Berkaca dan berdiskusi dengan Suami, yang mana suami saya adalah seorang Desainer Grafis Freelance (bisa dicek portofolio di instagram @molegraphic - sekalian promosi.. Hehehe.. ) yang memang kantornya adalah dirumah, suami saya kemudian memberi beberapa masukan terkait dengan efektifitas jam kerja. Suami saya juga membantu saya dalam menjaga si kecil.

Beruntung juga di awal-awal masa WFH, kantor saya mengadakan webinar yang salah satu temanya adalah "How To Work Effectively From Home" dengan pembicara Andrew Osborne dari BCG (Boston Consulting Group). Dari webinar tersebut, ilmu yang didapat sangat membantu dalam menerapkan WFH untuk saya pribadi.



Tips dan trick terkait How To Work Effectively From Home diantaranya adalah :
  1. Ciptakan ruang kerja atau “spot” bekerja di rumah.
    Dikarenakan di rumah hanya ada 2 (dua) kamar. Maka saya berbagi dengan suami di 1 (satu) kamar kecil – bukan kamar tidur utama, untuk meja kerja bersama yang penggunaannya gentian terutama kalau saya ada conference meeting.
  2. Hilangkan barang-barang yang dapat mendistraksi di meja kerja.
    Saya dan suami men-setting meja kerja kami hanya dengan gadget yang kami butuhkan yaitu laptop dan cintiq companion (tambahan untuk alat kerja suami).
  3. Tetap bekerja sesuai jadwal kerja yang telah ditentukan.
    Walaupun WFH, kantor saya menerapkan kebijakan jam kerja yang sama yaitu 07.00 – 16.00. Di waktu tersebut walaupun saya dirumah dan sambil menjaga anak, namun saya tetap comply mengerjakan kewajiban dan tugas. Tetap standby kalau ada tambahan tugas dadakan maupun meeting dadakan.
  4. Install Aplikasi Pendukung
    Semenjak WFH kantor saya memberikan fasilitas aplikasi dan account Ms Team yang memang ciamik banget buat conference meeting dibadingkan dengan aplikasi lain. Selain aplikasi Zoom yang informasinya tidak aman menjaga kerahasiaan data pengguna, ataupun Skype yang juga popular sebagai aplikasi pendukung untuk WFH dan conference meeting.
  5. Bangun pagi, mandi pagi dan bersiap
    Untuk menciptakan suasana kerja dirumah yang mendukung selain faktor eksternal tempat kerja, saya juga tetap menjalankan rutinitas bangun pagi sebelum jam 07.00 pagi. Langsung mandi dan bersiap menggunakan pakaian yang nyaman. Kalau lagi meeting tentunya saya akan memakai pakaian formal yang sesuai dan sopan.
  6. Meminta bantuan menjaga "si kecil"
    Dikarenakan saya adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia 9 bulan, maka anak saya belum mengerti dan belum bisa ditinggal. Apabila terdapat laporan atau meeting yang urgent, maka saya akan meminta bantuan suami atau ibu saya untuk menjaga si kecil sehingga saya dapat focus bekerja.
  7. Membuat daftar pekerjaan dan melaporkan progress pekerjaan kepada atasan.
    Saya suka membuat daftar pekerjaan atau “Things to do” setiap harinya. Entah soal pekerjaan kantor ataupun pekerjaan rumah. Kesibukan dan kebanyakan urusan menjadi faktor yang terkadang membuat saya lupa melakukan sesuatu (Faktor “U” juga kali yaa.. hahaha”). Nah, saat-saat WFH ini saya menjadi lebih rajin membuat Daftar Pekerjaan apa saja yang saya harus lakukan dan tidak lupa melaporkan progress pekerjaan kepada atasan saya. Tentunya supaya segala tugas dan kewajiban beres dan well informed.

Last but not least, kalau buat saya pribadi WFH itu menyenangkan karena lebih fleksibel dan nyaman kerja di rumah, apalagi emak-emak kaya saya yang istilahnya bisa pakai daster langsung ketak ketik depan laptop. Tetapi kerja di kantor juga tidak kalah menyenangkan karena bisa bertemu dengan rekan-rekan. Apabila ada kesulitan tugas, kerja dikantor mempermudah koordinasi dengan fungsi atau departemen lain. Istilahnya tinggal “nongol” atau menyambangi cubicle sebelah.

Beberapa kali dalam masa WFH ini juga saya tetap ke kantor untuk menyelesaikan tugas yang memang tidak bisa diselesaikan dirumah – contoh untuk meminta tandatangan atasan yang memang sifatnya urgent. Tentunya dengan mengikuti prosedur dan protocol kesehatan dalam masa pandemic virus corona ini.

Harapan saya atas kondisi saat ini tentunya semoga wabah segera berakhir, everybody healthy and happy dan kita semua bisa beraktifitas seperti sedia kala. Tetap sehat dan tetap semangat! šŸ˜€


You Might Also Like

0 komentar